STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI
STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI DAN BATUAN PENYUSUNNYA
A.
Pengertian
Litosfer
Para siswa, Lapisan kulit bumi atau kerak bumi
sering disebut litosfer. Litosfer ini
berasal dari kata litos artinya batu, sfer = sphaira artinya bulatan/ lapisan. Litosfer merupakan
lapisan batuan/ kulit bumi yang mengikuti
bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km.
Jadi litosfer adalah lapisan bumi paling luar
yang paling luas dan paling tipis, karena itulah lapisan ini sering
dinamakan dengan kerak bumi. Tebal
kulit bumi tidak merata, kulit bumi di bagian benua atau daratan lebih tebal dari bagian samudra. Untuk
memahami lapisan-lapisan bumi, coba amati Gambar berikut!Gambar 1. Lapisan-lapisan Bumi
Sumber: https://www.nationalgeographic.org/encyclopedia/lithosphere/
Setelah mengamati gambar di atas Kalian bisa menentukan ada berapakah lapisan
itu? Ya benar! Secara
keseluruhan, tubuh bumi terdiri dari
tiga bagian utama, yaitu litosfer, mantel dan inti (barisfer).
Menurut ahli geologi, Suees dan Wiechert struktur lapisan bumi struktur bumi dibagi sebagai berikut:
1. Kerak
bumi (Earth’s crust: The Upper Sell),
merupakan lapisan bumi yang paling atas,
mempunyai tebal 30 km sampai 40 km pada daratan, dan pada pegunungan ketebalannya bisa mencapai 70 km. Berat
jenis rata-rata 2,7 yang terdiri dari unsur-unsur dominan
berupa oksigen, silisium
dan aluminium, sehingga
dinamakan lapisan sial. Kerak bumi dan selubung
bumi bagian atas, disebut lithosfer.
2. Selubung bumi atau mantel,
ketebalannya sampai kedalaman
1.200 km dari permukaan
bumi. Berat jenis lapisan ini antara 3,4 sampai 4. Unsur-unsur yang dominan pada selubung bumi adalah oksigen,
silisium dan magnesium sehingga dinamakan
sima.
3. Lapisan antara (intermediate shell) atau mantel bumi atau chalkosfera yang merupakan sisi
oksida dan sulfida dengan ketebalan 1.700 km
dan berat jenis 6,4. Lapisan
ini terbagi 2 yaitu lapisan
yang terletak pada kedalaman antara 1.200 km sampai 1.250 km dinamakan
Crofesima, berat jenis antara 4 sampai 5 terdiri dari unsur-unsur dominan
oksigen, ferrum, silisium,
magnesium, dan sedikit
chromium. Lapisan antara kedalaman 1.250 km sampai 2.900 km dinamakan Nifesima,
berat jenis antara 5 sampai 6, unsur yang penting
(dominan) adalah Nikel.
4. Inti
Bumi (The earth’s core)
atau Barysfera. Lapisan ini diperkirakan
mencapai kedalaman 5.500 km, banyak
mengandung besi dan nikel sehingga disebut Nife, berat jenisnya antara 6
samapi 12 dengan rata-rata 9,6. Ketebalan inti bumi mempunyai jari-jari kurang lebih 3.500 km.
Holmes melakukan pembagian litosfer (kerak
bumi) seperti berikut:
1.
Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis kurang
lebih 2,7 dan mempunyai tipe magma granit.
2.
Bagian tengah yang mempunyai
tebal 25 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai tipe magma basalt.
3.
Bagian bawah yang mempunyai tebal 20 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai tipe magma peridotit dan magma eklogit.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa litosfer merupakan lapisan yang paling atas dari tubuh bumi, lapisan ini secara umum terbagi menjadi dua, yaitu;
a. Lapisan sial (silisium alumunium) yaitu lapisan kulit bumi yangtersusun atas logam silisium
dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3.
b. Lapisan
sima (silisium magnesium) yaitu
lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa
SiO2 dan MgO, mempunyai
berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan
magnesiumyaitu mineral ferro magnesium
dan batuan basalt.
B.
Batuan
Batuan adalah bahan alamiah yang menyusun bumi.
Sebagian besar batuan tersusun secara
fisik dari campuran mineral. Beberapa batuan tersusun dari sejenis mineral
saja, beberapa yang lain dibentuk
oleh gabungan berbagai
mineral.
Batu-batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu: batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/ malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi
penyusunnya dan proses
terbentuknya.
1. Batuan Beku (igneus rocks)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat. Contoh batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya magma, batuan beku dibagi atas 3 macam:
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik)
Terjadi di dalam magma, dengan penurunan
suhu secara perlahan. Penurunan suhu secara perlahan tersebut menyebabkan proses
kristalisasi terjadi dengan sempurna.
Batuan ini terbentuk ketika magma masih berada
pada bagian kerak bumi yang dalam. Bantuan beku ini disebut juga sebagai plutonik
atau batuan abisik.
Batuan ini mempunyai struktur holokristalin, artinya batuan tersebut seluruhnya terdiri dari kristal-kristal.
Pembentukan kristal membutuhkan waktu
yang lama dan kondisi tertentu. Batuan beku plutonik berstruktur fanerik, artinya mineral-mineral penyusunnya dapat dilihat mata secara langsung tanpa menggunakan
alat.
Contoh
batuannya batu granit, diorite, gabro, peridotit.
b. Batuan Beku Korok/
Gang/ Celah (Hypabisal)
Batuan ini terbentuk dalam celah-celah atau rekanan-rekanan kerak bumi. Batuan beku korok/ gang memilik struktur beragam tergantung dari penurunan suhunya. Batuan yang dekat dengan dapur magma mempunyai struktur holokristalin, sedangkan yang lebih dekat dengan permukaan bumi mempunyai struktur porfir, yang memperlihatkan adanya butiran (kristal) yang tidak seragam (inequigranular) terdiri atas butiran yang besar (fenokris) dan masa dasar (groundmass) atau matriks (matrix) yang lebih halus. Contoh batuannya adalah ryolit porfir, andesit porfir dan basalt porfir.
c. Batuan Beku Luar/
Lelehan (Hulkanik)
Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma di permukaan bumi. Proses pembekuan terjadi di permukaan bumi
sehingga prosesnya cepat. Proses ini menyebabkan sebagian
besar mineralnya tidak memiliki waktu untuk membentuk
kristal dan bersifat
amorf. Batuan yang memiliki sifat amorf, susunan atom atau partikelnya tersusun
secara acak dan tidak teratur, seperti susunan
atom kaca, karet dan plastik. Contoh
batuan beku luar adalah: batu apung (pumice), scoria,
piroklastik, obsidian, ryolit,
andesit dan basalt.
2. Batuan Sedimen
(sedimentary rock)
Batuan sedimen
ialah batuan yang terbentuk dari endapan hasil dari
proses pelarutan atau pengikisan
batuan yang sudah ada sebelumnya, baik berasal dari batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen
. Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis.
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi, sebagai berikut:
a.
Batuan sedimen klastik
Batuan asal mengalami penghancuran secara mekanik dari ukuiran besar menjadi ukuran kecil, dan megalami transportasi kemudian mengendap membentuk batuan sedimen klastik. Contoh: batu pasir, konglomerat dan breksi.
b.
Batuan sedimen kimiawi
Batuan sedimen pada pengendapannya
terjadi pengendapan proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi.
Contoh: Batu gamping (limestone, dolostone, rijang (chert) batuan evaporit
c.
Batuan sedimen organic
Batuan sedimen organik terjadi
karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu
sisa rumah atau bangkai binatang di dasar
laut.
Contoh: batuan fosfat, Coal (batu bara) dan koral.
3. Batuan Malihan
(Metamorphic Rock)
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, ataupun metamorf yang mengalami proses metamorfosa. Dari beberapa penulis di dalam beberapa bukunya pembagian jenis metamorfosa ini berbeda satu sama lain. Secara garis besar pembagian metamorfosa tersebut dilihat dari ruang lingkup daerah terjadinya, Bucher dan Frey (1994) membagi menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Metamorfosa Local
Pengertian lokal disini adalah berhubungan dengan luas daerah dimana proses metamorfosa tersebut terjadi. Luasnya hanya sampai beberapa meter persegi. Metamorfosa yang disebut sebagai metamorfosa lokal ini antara lain:
1) Metamorfosa Thermal
(kontak)
Metamorfosa kontak adalah rekristalisasi batuan di sekitar batuan beku intrusi maupun ekstrusi. Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Tipe khas dari batuan metamorfosa kontak ini adalah batuan metamorfosa “non-schistose” yang disebut dengan hornfels. Kadang- kadang dapat juga ditemui batuan yang “schistose”. Kenaikan temperatur karena konduksi panas pada daerah-daerah tertentu dan juga karena permeasi dari aquaous fluida yang berasal dari tubuh batuan beku.
2) Metamorfosa Dinamik
Metamorfosa ini terjadi karena perbedaan tekanan yang tinggi pada daerah yang mengalami deformasi intensif (tensional foulting). Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis. Batuan yang dihasilkan adalah fault breccia, fault gauge, atau milonit.
3) Pirometamorfosa
Metamorfosa yang juga disebut metamorfosa optalik, atau kaustik. Faktor penyebab pada metamorfosa ini hanya panas dengan temperatur yang ekstrim. Pirometamorfosa diperlihatkan oleh aliran xenolith dan dike pada batuan vulkanik khususnya basalt.
4) Metasomatisme
Metamorfosa ini terjadi karena meresapnya cairan dan gas yang panas pada celah antar butir atau retakan batuan.
5) Metamorfosa Impact
Metamorfosa ini terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan stishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya dengan panas bumi (geothermal).
6) Metamorfosa Retrogade/ Diaropteris
Terjadi akibat adanya penurunan
temperatur sehingga kumpulan
mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperature yang lebih rendah. (Combs,
1961)
b. Metamorfosa Regional/
Dinamothermal
Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang sangat luas. metamorfosa regional dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1) Metamorfosa Orogenik
Metamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik (patahan dan lipatan) dimana terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang yang memanjang dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun.
2) Metamorfosa Burial
Metamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.
3) Metamorfosa Dasar dan Samudera
Metamorfosa
ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar pematang
tengah samudera (mid oceanic
ridges). Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya
berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan
air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara
batuan dan air laut tersebut.
Contohnya adalah:
ü Batu Kapur yang berubah menjadi Batu Marmer.
(metamorfosa
Kontak atau Thermal, batuan ini terbentuk karena suhu yang tinggi dan terjadi
akibat dari aktivitas magma.)
ü Mud Stone dari Batu Lempung dan Lanau yang berubah
menjadi Batu Tulis yang halus dan tipis.
(Metamorfosa Dinamik, jenis batuan kali ini disebabkan karena tekanan
yang tinggi dari dalam permukaan bumi dalam waktu yang lama.)
Gambar 2. Siklus Batuan
Sumber: https://www.gurugeografi.id/2019/01/kunci-jawaban-unbk-geografi-2018- nomor.html
Keterangan:
1 = Magma batuan cair pijar didalam lithosfer, bentuk mula-mula siklus batuan
2 = Batuan Beku.
a = Karena pendinginan magma menjadi makin
padat membeku.
3 = Batuan sedimen Klastis.
b = Batuan beku rusak hancur karena tenaga eksogen air hujan, panas/ dingin, es, angin,
dan lain-lain, diangkut diendapkan menjadi batuan sedimen klastis.
4.a = Batuan sedimen
chemis.
c.1 = Batuan larut dalam air dan langsung diendapkan menjadi batuan sedimen chemis.
4.b = Batuan sedimen
organis.
c.2 = Batuan larut dalam air diambil oleh
organisme dan melaluiorganisme
membentuk batuan endapan
organisme.
5 = Batuan metamorf.
d = Karena tekanan dan suhu batuan beku dan batuan sedimen mengalami perubahan
bentuk menjadi batuan malihan (metamorf )
A.
Mineral
Dalam mineralogi yang dimaksud dengan mineral
adalah bahan alamiah yang anorganik,
biasanya berbentuk kristal, terusun dari satu unsur atau persenyawaan beberapa
unsur dengan bentuk
dan komposisi kimia tetap.
Dari hasil analisis
kimia yang dilakukan
pada batuan, ada 8 unsur yang membentuk
kerak bumi. Unsur-unsur tersebut ternyata memebentuk berbagai macam silikat
dan oksida, sebagian besar membentuk mineral utama yang terdapat dalam batuan yang disebut mineral
pembentukan batuan. Unsur-unsur pembentuk kerak
bumi tersebut yaitu:
ü OKSIGEN (O2)
47 %
ü
KALSIUM (Ca) 3,5
%
ü SILIKON (Si) 27 %
ü NATRIUM (Na) 2,5 %
ü KALIUM (K) 2,5 %
ü BESI (Fe) 5 %
ü MAGNESIUM (Mg) 2,5 %
ü ALUMUNIUM (Al) 8 %
Berdasarkan peranannya dalam ilmu batuan,
mineral-mineral pembentuk batuan dibagi menjadi:
1.
Mineral Utama
Adalah komponen mineral dari batuan yang diperlukan untuk menggolongkan dan menamakan batuan, tetapi tidak perlu
terdapat dalam jumlah yang banyak. Beberapa mineral
penting yang sering
terdapat dalam batuan:
Adalah suatu kumpulan dari
sejumlah mineral pembentuk batuan. Rumus
umum = MAI (Al Si)3O8,
M= K, Na, Ca, Ba, Rb, Sr, Fe.
Felspar berwarna putih atau keputih-putihan. tidak mempunyai warna tersendiri tetapi sering diwarnai oleh pengotoran-pengotoran zat lain.
b.
Plagioklas
Rumus umum : (Na, Ca) Al (Si, Al)) Si2O8
Warna : putih, putih kelabu, kadang keijauan,
kebiru-biruan.
Komposisi plagioklas dibagi 3:
- Plagioklas asam
- Plagioklas medium
- Plagioklas basa
c.
Ortoklas
Mineral terdiri dari kumpulan feldspar alkali. Feldspar pembentuk batuan granit atau batuan asam. Berwarna putih, putih-kuning, kemerah-merahan, keabu-abuan.
d.
Mika
Mika adalah sejumlah mineral
dengan rumus:
(K, Na, Ca) (Mg, Fe, Li, Al)2-3(Al, Si)4O10 (OH F)2.
Warnanya mulai dari tak berwarna, putih, perak, cokelat muda, kuning kehijauan atau hitam.
e.
Muskovit
Muskovit adalah salah satu mineral
dari kumpulan mika. Berwarna cokelat dan tak berwarna.
Mineral yang umum terdapat dalam batuan malihan,
batuan asam, batuan
endapan.
Rumus umum : KAl2 (OH)2 AlSi3 O10)
f.
Biotit
Biotit adalah satu mineral
dari kumpulan mika tesebar luas, merupakan mineral pembentuk batuan yang penting.
Berwarna cokelat tua, hitam, atau hijau tua.
Rumus umum : K2(Mg, Fe)2(OH)2(AlSi3O10)
g.
Amfibol
Amfibol adalah kumpulan sejumlah
mineral pembentuk batuan. Berwarna gelap.
Rumus:
A2-3B5(Si, Al)8O22(OH)2A = Mg, Fe+2, Ca atau NaB + Mg, Fe+2, Al atau Fe+3
h.
Horenblenda
Horenblenda adalah salah satu mineral penting
dari kumpulan amfibol.
Berwarna hitam, hijau tua cokelat. Terdapat pada batuan asam atau batuan entermedier. Misalnya : granit,
sianit, diorit, andesit.
i.
Piroksen
Piroksen adalah kumpulan dari sejumlah mineral
yang berwarna gelap.
Rumus umum : ABSi2O6 → A = Ca, Na, Mg atau Fe-2 B = Mg, Fe+3, Al
j.
Augit
Piroksen adalah salah satu mineral dari kumpulan piroksen. Umumnya berwarna hitam, hijau tua. Merupakan mineral pembentuk batuan basa. Misalnya : gabro, basal, peridotit.
k.
Olivin
Olivin adalah mineral berwarna
kuning kehijauan, kelabu kehijauan, atau cokelat. merupakan
mineral pembentuk batuan beku basa, ultra basa dan batuan beku dengan kadar silikat
rendah.
Rumus : (Mg, Fe)2SiO4
l.
Kuarsa
Kuarsa Merupakan mineral pembentuk
batuan penting. Tidak berwarna dan tembus
pandang, kadang-kadang berwarna cokelat, kuning ungu merah, hijau, biru atau hitam. Hal ini disebabkan oleh adanya pengotoran. Kuarsa juga terdapat sebagai mineral-mineral kecil
dalam berbagai macam batuan, yaitu batuan beku, batuan endapan,
batuan malihan. Dalam industri kuarsa digunakan
oleh pabrik kaca, semen,
keramik, dll.
Rumus : SiO2
2.
Mineral Sekunder
Mineral sekunder dibentuk dari
mineral primer oleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau metamorfosis. Selain pada batuan yang telah lapuk
juga pada batuan malihan.
Contoh : Klorit, terbentuk dari mineral biotit oleh proses pelapukan.
3.
Mineral aksesori atau mineral tambahan
Mineral aksesori atau mineral
tambahan terbentuk oleh kristalisisi magma, terdapat
dalam jumlah sedikit, umumnya kurang dari 5%. Mineral zirkon juga merupakan
mineral aksesor yang umum terdapat
dalam batuan asam (granit).
Glosarium
Batuan = unsur dari alam yang menjadi penyusun utama lapisan litosfer
Pedosfer = lapisan tanah yang menempati bagian paling atas lapisan dari litosfer
Barisfer = lapisan inti bumi merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum = nikel dan ferrum = besi). Jarijari ±3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2.900 km di bawah permukaan bumi.
Diatrema = lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunungapi yang bentuknya seperti silinder memanjang
Epirogenitik = gerak atau pergeseran lapisan kerak bumi yang relatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, serta meliputi daerah yang luas.
Hiposentrum = Titik di bawah tanah, tepat di tempat bebatuan berguncang dan menyebabkan gempa bumi.
Igneous Rocks = Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat.
Litosfer = lapisan batuan/ kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat dengan ketebalan kurang lebih 1.200 km.
Masswasting = pemindahan massa batuan atau tanah karena gaya berat. Masswasting dinamakan pula gerakan tanah.
Metamorphic Rock = batuan yang berasal dari batuan induk, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, ataupun metamorf yang mengalami proses metamorfosa.
Orogenetik = gerak atau pergeseran lapisan kerak bumi yang relatif cepat dan berlangsung dalam waktu yang singkat dibanding gerak epirogenitik, serta meliputi daerah yang sempit.
Sedimentary Rock = Batuan sedimen berasal dan pelapukan atau pengikisan batuan beku, oleh gaya eksogen seperti aktivitas angin sinar matahari, tumbuhan dan manusia.
Seisme = getaran yang terjadi di permukaan bumi, biasanya disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi (kerak bumi).
Tektonisme = tenaga dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak atau perubahan bentuk kulit bumi.
Vulkanisme = semua peristiwa yang berhubungan dengan keluarnya magma ke permukaan bumi.
Siklus Batuan = proses perputaran dimana material bumi berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, akibat adanya interaksi antara lempengan tektonik dan siklus hidrologi.
Komentar
Posting Komentar