HAUS
HAUS
Saya tidak akan pernah melupakan seorang guru yang pertama kali mengubah pandangan saya tentang sekolah.
Saya tidak akan pernah melupakan seorang guru yang pertama kali mengubah pandangan saya tentang sekolah.
Saat itu, saya baru saja tiba di Jombang - Jawa Timur.
Sebagai anak yang tinggal jauh dari orang tua, ini betul-betul berat.
Pada hari pertama masuk sekolah, Guru saya menerangkan suatu hal yang semakin mengubah pandangan saya tentang perlunya bersekolah.
Hari itu, sebagai hari pertama biasanya memang belum serius belajar.
Bapak Guru yang baik ini pun menerangkan caranya kita mesti belajar dan menyesuaikan diri dengan sekolah SMK.
Bagian yang tak terlupakan adalah saat ia mengambil sebuah kapur dan mulailah ia menulis;
"sekolah ini seperti mata air pengetahuan".
"ada siswa yang datang ke sini karena betul-betul haus dan ingin minum."
"ada yang datang karena disuruh minum, tetapi tidak pernah tahu kenapa."
"ada yang cuma icip-icip tetapi banyak hal lain yang lebih penting."
"dan ada yang cuma kumur-kumur lalu di buang.”
Terus terang, semua teman-teman di kelas cuma tertawa dengan gaya penyampaiannya.
Namun, saya sendiri tidak terlalu mengerti artinya.
Saya hanya bertekad akan betul-betul minum dari mata air pengetahuan itu untuk masa depan saya.
Nah, kalau kita setiap hari bersekolah. Tahukah, kita sedang menyiapkan masa depanmu?
Jangan pikir itu untuk Ayah atau Ibu kita.
Setiap kali kita ke sekolah, kita sedang menyiapkan masa depan kita sendiri.
Itulah mata air yang akan membuat tidak akan haus dalam menjalani kehidupan.
Kalau kita tidak minum dengan baik, apa yang akan terjadi?
Kehidupan akan menjadi sulit.
Kita akan merasa sangat "haus”.
Namun, untuk bisa kembali ke mata air pengetahuan itu, kita sudah akan terlambat.
Garut, 16 Agustus 2017
Komentar
Posting Komentar