PERANG TELUK

Penyebab Terjadinya Perang Teluk 1, 2 dan 3
 

Perang Teluk telah terjadi tiga 3 kali dengan sebutan Perang Teluk I, Perang Teluk II dan Perang teluk III atau Perang Irak. Perang ini memiliki kepentingan yang sangat jelas yaitu kepentingan terhadap minyak. Teluk yang dimaksud disini adalah Teluk Persia.

Perang Teluk I

Diawali dengan Perang Teluk I dimana perang ini menjadi konflik militer berkepanjangan yang mulai terjadi pada September 1980 sampai 1988. Perang Teluk I merupakan perang antara sesama negara Teluk Persia, yakni melibatkan dua negara yang saling berdekatan yaitu Irak dengan Iran. Perang Teluk I diawali ketika pasukan Irak dibawah perintah presidennya, Saddam Hussein, mengivansi bagian barat Iran, Khuzestan, yang kaya akan minyak. Sasaran pertama Irak ialah Khuzestan, dikarenakan intelijen Irak memprekdisi bahwa Iran tidak memiliki kekuatan alutsista yang memadai dan Garda Revolusi milik Iran, sebuah kekuatan militer yang tidak memiliki pengalaman militer.

Dalam buku Bara Timur Tengah (1991) karya M Riza Shihbudi, sengketa perbatasan dan instabilitas politik Iran mendorong Saddam Hussein untuk melancarkan invasi ke wilayah Khuzestan yang merupakan lumbung minyak Iran.

Pada tahun 1982, perang antara Irak dan Iran mengalami kebuntuan. Kedua belah pihak mampu saling menggagalkan serangan satu sama lain di wilayah perbatasan. Selain disebabkan karena kepentingan minyak, Perang Teluk I ini juga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

Adanya konflik antara etnis Arab (Irak) dan etnis Persia (Iran), dimana antara bangsa Arab dan bangsa Persia selalu ada persaingan serta ketegangan. Satu sama lain tidak dapat menerima keunggulan atau dominasi yang lain. Ego yang besar ini disebabkan oleh keinginan kedua negara tersebut menjadi pemimpin dunia Arab.
Konflik antara mazhab Sunni (Irak) dan Syiah (Iran)
Presiden Irak, Saddam Husein menentang Revolusi Islam di Iran karena dianggap dapat menyebabkan instabilitas ekonomi dan politik di Irak
Adanya keinginan antara Irak dan Iran untuk menguasai Shatt Al Arab, yaitu jalur perairan strategis yang memisahkan Iran dengan Iran menuju Teluk Persia. Baik Irak maupun Iran mengekspor minyaknya melalui jalur tersebut.
Dalam Perang Teluk I, Irak mendapatkan dukungan dari negara Arab Saudi, Kuwait, Eropa dan Amerika Serikat. Di sisi lain, Iran juga mendapatkan dukungan dari negara Timur Tengah seperti Suriah, Libia dan Yaman Selatan.

Perang Teluk II

Setelah berakhirnya Perang Teluk I, Iran mengalami kemerosotan ekonomi setelah berperang selama delapan tahun dengan Iran. Irak juga terjerat utang luar negeri dengan Arab Saudi dan Kuwait, Irak berupaya agar Arab Saudi dan Kuwait menghapus utangnya namun selalu ditolak. Pada perkembangannya, tanggal 2 Agustus 1990 Irak melakukan upaya invasi terhadap Kuwait dengan membombardir ibu kota Kuwait City dari udara. Presiden Irak saat itu, Saddam Hussein memerintahkan pendudukan Kuwait dengan maksud mendapatkan cadangan minyaknya yang besar, membatalkan utang Irak kepada Kuwait, dan memperluas kekuasaan Irak di kawasan itu. Perang Teluk II berlangsung pada tahun 1990-1991. Terdapat beberapa faktor yang mendasari terjadinya Perang Teluk II ini, seperti :

Ekonomi Irak pasca Perang Teluk I sangat parah, banyak hutang luar negeri yang ditanggungnya dan ditambah banyak ladang-ladang minyak Irak yang rusak akibat Perang Teluk I.
Adanya tuduhan Irak bahwa Kuwait telah mencuri minyak dengan metode pengeboran miring (slant drilling) milik Irak di daerah Rumeyla, yang dipersengketakan Irak dan Kuwait. Selain itu, Kuwait bersama Uni Emirat Arab telah memukul dari belakang dengan membanjiri minyak dunia yang mengakibatkan kerugian di pihak Baghdad. Akibat pelanggaran kuota OPEC yang dilakukan Kuwait dan UEA, harga minyak pada tahun 1990 sempat anjlok. Hal ini sangat memukul Irak sebagai Negara yang sangat mengandalkan minyak sebagai komoditi utama.
Kekecewaan Saddam Husein terhadap negara-negara Timur Tengah yang dahulu pernah beraliansi dengan Irak saat Perang Teluk I, khususnya Uni Emirat Arab dan Kuwait.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya pencaplokan Irak atas Kuwait ialah ambisi Saddam Hussein untuk menjadi pimpinan Arab.
      
Kuwait kemudian meminta bantuan negara kekuatan Arab seperti Arab Saudi dan Mesir hingga Amerika Serikat untuk campur tangan, mereka melakukan beberapa tindakan seperti membekukan kekayaan Irak, embargo senjata internasional kepada Irak, serta memutuskan hubungan ekonomi dengan Irak. Pada 29 November 1990, Dewan Keamanan PBB menyerukan Irak untuk menarik diri dan keluar dari Kuwait. Tetapi Sadam Hussein justru menentang putusan Dewan Keamanan PBB tersebut. Penyerangan Irak terus berlangsung sampai 28 Februari 1991. Pada hari tersebut, kekuatan militer Irak sudah mencapai batasnya dan Saddam Husein setuju dengan adanya gencatan senjata.

Perang Teluk III

Perang Teluk III atau Perang Irak terjadi pada tahun 2003 dimana saat itu Amerika Serikat menginvasi Irak yang berlangsung selama kurang lebih satu bulan. Rencana Amerika Serikat untuk menyingkirkan Saddam Hussein yang dianggap sebagai ancaman telah muncul jauh sebelum Perang Teluk III terjadi. Tragedi 11 September 2001 menjadi titik tolak dalam usaha menggulingkan rezim Saddam. Presiden Amerika Serikat saat itu George Bush memvonis bahwa Irak memiliki peran dalam serangan teroris pada tanggal 11 September 2001 itu. Faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya perang ini adalah :

Adanya dugaan Amerika Serikat, bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal yang sangat membahayakan dunia. Bush mengatakan bahwa Irak masih tetap memiliki senjata pemusnah massal itu. Presiden Bush mengatakan bahwa Saddam memiliki senjata biologi yang cukup untuk memproduksi lebih dari 25.000 liter anthrax dan memiliki cukup material untuk memproduksi lebih dari 38.000 liter botulinum toxin yang mampu membuat jutaan orang menderita dan mati karena kesulitan bernapas. Namun, tuduhan tersebut tidak pernah terbukti.
Keinginan Amerika Serikat untuk membantu rakyat Irak melepaskan diri dari rezim otoriter Saddam Husein. Amerika Serikat berkeinginan untuk menyebarkan faham demokrasi di negara Timur Tengah yang mereka anggap sebagai negara-negara yang otoriter.
Melindungi Sekutu Amerika Serikat di Timur Tengah, yaitu Israel. Karena Irak negara yang beragama Islam, sering memberikan ancaman kepada Israel yang berbuat sewenang-wenang terhadap Palestina.
Karena Irak merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi lalu Amerika Serikat ingin mendapatkan kontrol atas minyak di Irak supaya mereka tidak lagi bergantung dengan negara-negara Eropa dan Asia Timur.
Meskipun Amerika Serikat banyak mendapat tentangan dan protes dari dunia internasional, Amerika Serikat tetap pada pendiriannya untuk menginvasi Irak. Alasan-alasan yang dikemukakan oleh Amerika Serikat terhadap dunia internasional terkesan mengada-ada. Sikap kerasnya di tengah protes internasional, justru mengindikasikan jika adanya tujuan tertentu dibalik sikap keras tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MODUL GEOGRAFI

STRUKTUR LAPISAN KULIT BUMI